Defend D Drops

Suplemen Tetes Vitamin D yang Efektif dan Terjangkau

330 IU/tetes | Bayi, Anak, dan Dewasa | Berlisensi BPOM | Bahan Baku Halal

Apa Bahaya Kekurangan Vitamin D?

Sebagai hormon yang fungsinya di berbagai organ tubuh, sudah pasti ketidakcukupan vitamin D dalam darah akan membawa banyak pengaruh negatif dan peningkatan risiko penyakit.

KEPADATAN TULANG BERKURANG. Vitamin D membantu penyerapan kalsium, karenanya kekurangan vitamin D akan menyebabkan kurangnya penyerapan kalsium dan kepadatan tulang yang berkurang. Ini akan berakibat pada risiko keropos, retak, dan patah tulang; sesuatu yang amat menyakitkan dan melumpuhkan jika terjadi terutama pada yang berusia lanjut. Pada anak-anak, defisiensi parah vitamin D (level darah kurang dari 10 ng/ml) juga akan menyebabkan rakitis atau tulang bengkok. Ini disebabkan karena tulang menjadi lunak dan tumbuh melengkung. Penyakit ini walaupun kini jarang di masyarakat modern karena pengayaan wajib vitamin D pada makanan, namun ironisnya mulai muncul lagi karena kurangnya masyarakat modern berjemur. Anak yang terkena rakitis selama masa pertumbuhannya masih dapat dipulihkan jika defisiensi diobati lebih dini. Namun deformasi tulang akan menjadi permanen jika defisiensi tidak segera ditangani dengan asupan vitamin D.

Anak-anak yang menderita rakitis. Kredit: Library of Congress

TIDAK OPTIMALNYA IMUN TUBUH. Vitamin D berperan penting dalam imun tubuh. Reseptor vitamin D (VDR) ditemukan dalam sel-sel imun seperti monosit, makrofag, dan T-limfosit). Vitamin D juga membantu sel imun menghasilkan CAMP, peptida (asam amino) yang berfungsi seperti antibiotik. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kekurangan vitamin D umumnya lebih sering terkena flu. Dan banyak testimoni dari mereka yang jadi jarang mengalami flu setelah mengkonsumsi suplemen vitamin D.

AUTOIMUN. Defisiensi vitamin D berhubungan erat dengan penyakit autoimun, seperti RA (rheumatoid arthritis, rematik), SLE (lupus), T1D (diabetes tipe 1), MS (multiple sclerosis), Chron's, Hashimoto, dan psoriasis. Ini dapat dimengerti karena vitamin D memang berfungsi untuk mengatur kerja normalnya sistem imun tubuh. Pasien autoimun lebih banyak yang mengalami defisiensi vitamin D, dan semakin parah tingkat defisiensinya umumnya semakin parah juga gejala yang dialami. Terapi vitamin D kini banyak dilakukan bagi pasien-pasien autoimun, dan rata-rata pasien autoimun akan diresepkan suplemen vitamin D dalam dosis yang cukup tinggi oleh dokter.

Tangan penderita rematik. Kredit: halodoc.com

MENINGKATNYA RISIKO DIABETES. Para ilmuwan menemukan bahwa mayoritas pasien T1D (diabetes tipe 1) kadar vitamin D-nya rendah. Defisiensi vitamin D menyebabkan sekresi insulin yang berkurang dan ini pada akhirnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya T1D. Bayi yang diberi suplemen vitamin D di Finlandia memiliki penurunan risiko kemunculan penyakit T1D sebesar 80%. Tidak hanya T1D, penderita diabetes tipe 2 (T2D) juga umumnya rendah kadar vitamin D-nya. Vitamin D membantu metabolisme gula normal lewat cara-cara berikut: menginstrusikan sel pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin, mengurangi resistensi insulin di sel otot dan lemak, mengurangi peradangan yang umumnya muncul di pasien T1D dan T2D, serta meningkatkan efisiensi insulin dengan meningkatkan level kalsium dalam sel.

Kredit: onlymyhealth.com

MENINGKATNYA RISIKO PENYAKIT JANTUNG. Selain kolesterol, kadar vitamin D darah di bawah normal juga ternyata terasosiasi dengan peningkatan risiko penyakit yang terkait kardiovaskuler, seperti darah tinggi, jantung koroner, penyakit kelainan otot jantung, dan diabetes. Kadar vitamin D darah menjadi salah satu prediktor kuat tingkat kematian. Pasien dengan kadar vitamin D di bawah 30 ng/ml memiliki risiko kematian hingga 2,6x lebih tinggi. Menurut penelitian tahun 2009 di Universitas Washington, vitamin D dapat membantu mencegah LDL terbawa oleh sel ke pembuluh darah.

Kredit: pennmedicine.org

MENINGKATNYA RISIKO KANKER TERTENTU. Penelitian tahun 1980 dan 2005 menunjukkan hubungan antara kadar paparan matahari dan level vitamin D darah dengan kanker usus. Mereka yang kadar vitamin D-nya di atas 33 ng/ml memiliki risiko kanker usus 50% lebih rendah. Penelitian di Boston tahun 2009 menunjukkan perbedaan risiko sebesar 30% antara mereka yang kadar vitamin D-nya tinggi dan rendah.

DEPRESI. Mekanisme bagaimana defisiensi vitamin D menyebabkan depresi masih diteliti, namun penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin D berasosiasi dengan mood. Di musim dingin yang jarang sinar matahari, seringkali terjadi seasonal mood disorder. Pemberian suplemen vitamin D juga diketahui dapat memperbaiki gejala depresi pada pasien.

Kredit: nutrition.org

Masih banyak masalah kesehatan yang muncul jika kita defisiensi vitamin D, di antaranya: masalah gigi geligi, tubuh dan otot sakit, kelelahan kronik, penyakit ginjal, penyakit kulit, penyakit syaraf.